Minggu ke 25, 15-21 Juni 2025 saya belajar tentang alternatif dari Firefox yang kini mulai diragukan lagi tentang kebijakan privasinya, bagaimana cara menyampaikan informasi yang utuh yang diterbitkan sebagai blog yang dibuat dengan menggunakan Nuxt atau kerangka kerja sejenis, dan cara mengubah format berkas audio di Mac, Linux, dan Windows.
Firefox mungkin bernasib sama seperti Ubuntu

Beberapa bulan yang lalu, Mozilla selaku perusahaan pemilik Firefox, salah satu peramban web yang terkenal terutama di dunia sumber terbuka, mengubah kebijakan privasi dan kebijakan penggunaannya. Sebuah video dari The Linux Experiment di YouTube mengungkapkan bahwa dia tidak akan menggunakan Firefox lagi dan beralih ke alternatif lain seperti Floorp atau Librewolf.
Firefox merupakan peramban web yang sudah ada lebih dari 20 tahun dan menjadi kesukaan para penyuka dan pendukung sumber terbuka. Perubahan kebijakan ini membuat sebagian besar penggunanya merasa dikhianati. Mereka berpikir bahwa Firefox sudah tidak menjunjung semangat sumber terbuka seperti dulu lagi. Kita paham bahwa Firefox membutuhkan biaya untuk operasional dan para penggunanya mengkritik bagaimana mereka mendapatkan pemasukan dan ketidaksabilan di dalam organisasinya.
Saya pribadi sempat mencoba-coba Librewolf dan cocok. Jika Anda adalah pengguna Firefox, apakah Anda akan setia menggunakan Firefox atau pindah menggunakan peramban web lainnya?
Alur kerja menulis di blog dengan Nuxt
Blog ini saya buat menggunakan Nuxt dan NuxtContent untuk mengelola isinya. Selama ini, setelah saya selesai menulis, saya langsung terbitkan tanpa memeriksa lebih rinci. Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah "yang penting cepat sampai ke pembaca, kalau ada salah langsung revisi". Setelah saya sering melakukan itu, tiba-tiba saya berhenti sejenak ketika akan merevisi tulisan saya. Saya berpikir, apa ini cara yang benar untuk menyampaikan sebuah berita?
Saya teringat pada pola berita-berita yang sering muncul di media massa. Ketika ada sebuah kejadian, langsung diterbitkan. Beberapa jam atau hari kemudian ada berita susulan yang merevisi berita sebelumnya. Saya sebagai pembaca merasa jengah, sehingga setiap ada berita baru, tidak saya tanggapi serius. Saya tunggu beberapa hari kemudian untuk mendapatkan berita "sebenarnya".
Kemudian, saya bandingkan dengan blog saya. Ketika tulisan saya terbit, yang saya inginkan sebagai pembaca adalah berita atau informasi yang utuh. Topik boleh terbatas dan struktur tulisan harus tertib dan utuh.
Akhirnya saya menyimpulkan alur kerja untuk mengatasi masalah ini:
- Tulis artikel di komputer hingga dirasa cukup rapi.
- Lihat pratinjau di komputer dengan
npm run dev
dan buka peramban dihttp://localhost:3000
. - Baca kembali artikel, jika itu adalah artikel tutorial, coba terapkan langkah-langkah panduannya. Periksa apakah ada kesalahan tulis, langkah yang terlewatkan atau perlu tambahan narasi untuk memperjelas maksud.
- Setelah dirasa cukup, terbitkan artikel dan periksa kembali artikel yang telah terbit.
- Jika dirasa sudah rapi, tertib, dan utuh sesuai topik, terbitkan di LinkedIn.
Dengan menerapkan alur kerja seperti itu, saya harap pembaca mendapatkan informasi yang utuh. Saya sadar ini tidak mungkin tercapai hanya dengan beberapa kali mencoba. Saya akan terus belajar untuk meningkatkan kualitas tulisan saya dan semoga apa yang saya bagikan bermanfaat bagi para pembaca serta menjadi amal jariyah bagi kita.
Perlu ubah berkas audio ke format lain? Coba fre:ac

Saya perlu mengubah musik yang saya beli dari iTunes ke format OGG agar dapat saya dengarkan di komputer saya yang menggunakan Debian 12. Saya perlu aplikasi yang gratis dan sumber terbuka untuk mengubah berkas-berkas audio AAC/MP4 ke OGG. Kemudian, saya menemukan fre:ac, pengubah format audio dan penyalin CD yang gratis dan sumber terbuka. fre:ac juga tersedia di berbagai platform seperti Linux, Windows, dan macOS.
Kesimpulan
Bisnis kadang bisa berubah arah dan apabila produk yang dibanggakan digunakan dan disukai banyak orang, sebaiknya hal itu tetap dijaga sebaik mungkin. Apalagi di zaman sekarang, privasi dan data pribadi adalah hal yang wajib diutamakan. Perubahan kebijakan privasi di Firefox membuat banyak penggunanya kecewa dan beralih ke alternatif yang lain yang tetap mengutamakan privasi dan untungnya kebanyakan dari alternatif tersebut juga tetap gratis dan sumber terbuka.
Selain Firefox, saya juga berhenti membeli lagu dari iTunes karena sampai sekarang tetap menggunakan AAC/MP4 dan tidak memberikan pilihan format apa yang akan digunakan. Mengunduh pembelian lama di iPhone juga kacau, tidak semua lagu bisa diunduh. Mumpung masih ada yang bisa diselamatkan, saya akan pindah ke format sumber terbuka seperti OGG yang kualitas suaranya juga tetap bagus.
Mulai sekarang, saya akan lebih memperhatikan kualitas dari tulisan di blog ini sebelum saya bagikan ke khalayak umum.